REFERENSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam adalah segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu maupun social, untuk mengarahkan potensi baik potensi dasar (fithrah) maupun ajar yang sesuai dengan fitrahnya melalui proses intelektual dan spiritual berlandaskan nilai Islam untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat. (Pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, Dr. H.M. Suyudi, M.Ag, cet.I. januari 2005, penerbit mikraj, yogyakarta,hlm 55)
Term Pendidikan yang dikontekskan dengan kata "Islam" bukan sekadar proses transmisi atau alih budaya, ilmu, pengetahuan dan tekhnologi, tetapi juga sebagai proses penanaman nilai, karena tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan manusia bertakwa untuk mencapai kesuksesan (al falah) dunia akherat. (Soeroyo,"Antisipasi Pendidikan Islam dan Perubahan Sosial menjangkau Tahun 2000", dalam Muslih USA (ED), Pendidikan Islam di Indonesia: antara cita dan Fakta, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991),hlm. 43.
Para ahli telah banyak membahas tentang definisi "Pendidikan" namu dalam pembahsannya mengalami beberapa kesulitan, hal itu disebabkan karena antara satu definisi dengan definisi lainnya sering terjadi perbedaan pandangan. Menurut Ahmad Marimba, Pendidikan adalah bimbingan atau jasmani amupun rohani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma'arif, 1989, hlm.19) di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, karangan H.M. suyudi, M.Ag, hlm 52
Sedangkan Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan secara luas, yaitu :"Pengembangan pribadi dalam semua aspeknya", mencakup pendidikan oleh diri sendiri, lingkungan dan orang lain, sedangkan kata "semua aspek" mencakup aspek jasmani, akal dan hati. (Noeng Muhadjir, ilmu pendidikan …., hlm. 26) di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, hlm 52
Al Attas berpandangan dan berpendapat bahwa kata "Pendidikan" berasal dari terjemahan kata ta'dib yang khusus dipakai untuk pendidikan Islam. Secara bahasa, kata ta'dib berasal dari kata addaba yang berarti adab atau mendidik.
Menurutnya, kata tersebut penggunaannya dikhususkan untuk pengajaran Tuhan kepada Nabi-Nya, sehingga dalam konteks ini ia mendefinisikan pendidikan adalah meresapkan dan menanamkan adab pada diri manusia. (Syed Muhammad Naquib Al Attas, Islam dan Sekulerisme , terjemahan, Karsidjo, Jakarta: Pustaka, 1991, hlm. 222.) (di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, hlm 53)
Menurut al-Attas, kata adab melibatkan tindakan untuk mendisiplinkan pikiran dan jiwa untuk mencapai sifat yang baik, terhindar dari noda dan cela. Maka, pengajaran dan keterampilan betapapun ilmiahnya tidak dapat diartikan sebagai pendidikan jika di dalamnya tidak ditanamkan nilai-nilai pendidikan. (al-Attas, Syed muhamad Naquib , The Concept of Education in Islam : A Frame Work for in Islamic Fhilosophy of Education, Kualalumpur : 1991, hlm. 16. (di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, hlm 53)
Ki Hajar Dewantoro mendefinisikan pendidikan adalah tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. (Abu Ahmadi dan Nur Ukhbayati, ilmu pendidikan, Jakarata : Rineka Cipta, 1991, hlm.69) di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, karangan H.M. suyudi, M.Ag, hlm 53
Ada beberapa Definisi Pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti :
Muhamad Fadhil al-Jamali "Pendidikan Islam" adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fithrah) dan kemampuan ajarnya (HM. Arifin, Filsafat Pendidikan ……hlm 17)
Omar Mohammad al-Toumy "Pendidikan Islam" adalah usaha mengubah tingkah laku dalam kehidupan, baik individu atau bermasyarakat serta berinteraksi dengan alam sekitar melalui proses kependidikan berlandaskan nilai Islam. (Omar Mohammad al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, hlm.39)
Muhammd Munir Mursyi "Pendidikan Islam" adalah Pendidikan fitrah manusia, karena Islam adalah agama fitrah, maka segala perintah, larangan dan kepatuhannya dapat mengantarkan untuk mengetahui perintah ini. (Muhammad Munir Mursyi, al-Tarbiyah al-Islamiyah, Cairo : Dar al-Kutub,1977,hlm.25)
Hasan Langgulung, "Pendidikan Islam" adalah suatu proses spiritual, akhlak, intelektual dan social yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia akherat. (Hassan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka al-Husna, 1993, hlm. 62)
di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, karangan H.M. suyudi, M.Ag hlm 55
Abdurrahman Al-Nahlawi, "Pendidikan Islam" merupakan suatu proses penataan individual dan social yang dapat menyebabkan seseorang tunduk dan taat kepada Islam dan menerapkannya secara sempurna dalam kehidupan individu dan masyarakat. (Abdurrahman Al-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, alih Bahasa Herry Noer Ali, cet. I, Bandung : Diponegoro, 1989, hlm. 41) diambil dari buku Filsafat Pendidikan Islam, Toto Suharto, hlm.29
Ali Ashraf, menyebutkan " Pendidikan Islam " adalah pendidikan yang melatih sensibilitas murid-murid sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan, begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu pengetahuan, diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan. (Ali Ashraf, Horizon baru Pendidikan Islam, alih bahasa Sori Siregar, cet. III, Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996, hlm 23) diambil dari buku Filsafat Pendidikan Islam, Toto Suharto, hlm.29
Terdapat dua sumber pendidikan Islam yaitu al-Qur;'an dan Sunnah (di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, karangan H.M. suyudi, M.Ag, hlm 58)
Pendidikan Islam adalah sebagai wadah pengembangan akal dan fikiran, pengarah dan tata laku dan perasaan berdasarkan nilai ajaran Islam, agar nilai tersebut dapat di serap dalam kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan harus sesuai dengan alur pikiran sehat dalam memandang realitas kehidupan, sehingga sisi kehidupan yang akan diraih dapat diupayakan. Islam memberikan kesempatan yang luas kepada akal untuk berkreasi dan berfikir. Keimanan yang secara sepintas harus diterima secara pasrah, bukan berarti mematahkan dan mematikan kreativitas akal, tetapi agar perasaan dan naluri manusia dapat berjalan untuk mengimbangi tindakan yang dilakukan agar sesuai dengan yang digariskan oleh syara'. Naluri yang tunduk (ta'abud) adalah tujuan Tuhan menciptakan manusia, baik individu maupun kelompok (di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, karangan H.M. suyudi, M.Ag, hlm 58-59)
Tujuan Pendidikan Islam : Konsep pendidikan selalu berada dalam lingkungan budaya yang tidak terlepas dari eksistensinya. Untuk mengetahui tujuannya, harus berdasarkan atas tujuan filosofis (Theodore Brameld, Philosophies of Education in Cultural Prespective, New York : The Drayden Press, 1958, hlm 4). Adapun tujuan pendidikan Islam secara umum adalah : 1) jika pendidikan bersifat progresif , maka tujuannya harus diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman. Dalam hal ini, pendidikan bukan sekadar menyampaikan pengetahuan kepada anak didik, tetapi juga melatih kemampuan berfikir dengan memberikan stimulan, sehingga mampu berbuat sesuai dengan intelligent dan tuntunan lingkungan. Aliran ini dkenal dengan progresifisme. 2) jika yang dikehendaki pendidikan adalah nilai yang tinggi, maka pendidikan pembawa nilai yang ada diluar jiwa anak didik, sehingga ia perlu dilatih agar mempunyai kemampuan yang tinggi. Aliran ini dikenal dengan esensialisme. 3) Jika tujuan pendidikan dikehendaki agar kemabali kepada konsep jiwa sebagai tuntunan manusia, maka prinsip utamanya ia sebagai dasar pegangan intelektual manusia yang dapat menjadi sarana untuk menemukan evidensi sendiri. Aliran ini dikenal dengan perenialisme. 4) Menghendaki agar anak didik dapat dibangkitkan kemampuannya secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntuna perkembangan masyarakat karena adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Dengan penyesuaian ini, anak didik tetap berada dalam suasana aman dan bebas yang dikenal dengan aliran rekonstruksionisme. (di ambil dari buku pendidikan dalam perspektif Al Qur'an, karangan H.M. suyudi, M.Ag, hlm 62-63)
Mahmud al-Sayyid Sulthan dalam Mafahim Tarbiyah fi al-Islam menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam haruslah memenuhi beberapa karakteristik, seperti kejelasan, keumuman, universal, integral, rasional, actual, ideal, da mencangkup jangkauan untuk masa yang panjang (mahmud al-Sayyid Sulthan, Mafahim Tarbiyah fi al-Islam, cet. II kairo, Dar al ma'arif, 1981, hlm 104-105). Dengan karakteristi ini, tujuan pendidikan Islam harus mencakup aspek kognitif (fikriyyah ma'rafiyah), afektif (khuluqiyyah), psikomotor (jihadiyyah), dan social kemasyarakatan (ijtima'iyyah) ibid., hlm. 91-103 (diambil dari buku filsafat pendidikan Islam toto suharto, hlm11)
Pendidikan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, juga diakui sebagai kekuatan yang dapat membantu masyarakat mencapai kemegahan dan kemajuan peradaban. Tidak ada satu prestasipun tanpa peranan pendidikan. Selanjutnay bahwa pendidikan merupakan salah satu wialyah yang menjadi perhatian (area of concern) para pemikir dan aktivitis muslim diseluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh dan aktivitis gerakan, seperti Muhammad abduh di Mesir, sayyid ahmad khan di benua India. Para pemikir dan aktivis gerakan itu tidak hanya mendirikan lembaga-lemabag pendidikan Islam, lebih dari itu ia juga berusaha mentransformasi lembaga-lembaga pendidikan tradisional menjadi pendidikan yang bercorak modern. "Sejak akhir abad ke-19 samapi awal abad ke-20, bersama dengan bangkitnya gerakan modernisme Islam, dunia Islam menyaksikan berdirinya lembaga-lembaga pendidikan yang bercorak modern". (Harun Nasution, Pembaruan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Pemikiran, Jakarta, Bulan Bintang, 1992)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar positif dan membangun di harapkan