Buku : EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
Pengarang : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Cepi Safruddin Abdul Jabbar, M.Pd.
Penerbit : PT Bumi Aksara Jl. Sawo Raya No. 18 Jakarta
Cetakan : Kedua, MAret 2009
Tebal : 227 Halaman
BAB I
KONSEP EVALUASI PROGRAM
Evaluasi adalah merupakan suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah, sehingga dalam melakukan kegiatan evaluasi harus hati-hati, tanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan. Ada beberapa ahli menyebutkan tentang makna evaluasi diantaranya :
1. Suchman (1961, dalam Anderson 1975), memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan.
2. Worthen dan Sanders (1973, dalam Anderson), intinya adalah kedua ahli ini menyebutkan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu, termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan program, produksi, prosedur serta alternatif strategi.
3. Stufflebeam (1971, dalam Fernandes 1984), mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menetukan altenatif keputusan.
Dengan evaluasi tersebut, maka evaluator dapat menentukan dan mengambil sebuah keputusan berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan. Kemudian dalam penetuan nilai hasil belajar, ternyata pembelajaran bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan dalam mencapai prestasi belajar. Ada hal lain yang mempengaruhi diantaranya; keadaan psikis dan fisik siswa, kapasitas guru yang mengajar dan membimbing, sarana pendidikan.
Dalam memaknai program ada pengertian khusus dan umum, secara umum “program” diartikan dengan rencana. Dalam pengertian umumnya program adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan atau dalam kurun waktu relatif lama. Sedangkan pengertian khusus program hanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya peringatan hari besar Nasional, HUT RI, Hardiknas, Harkitnas dll. Jika program dikaitkan dengan evaluasi program, maka defenisi program adalah sebagai suatu unit usaha atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Menurut Fernandes, pemikiran secara serius mengenai evaluasi program dimulai sejak tahun 80-an, sebagai contoh teori yang dikemukakan oleh Cronbach (1982, dalam Fernandes 1984), tentang pentingnya sebuah rancangan kegiatan evaluasi program.
Dilihat dari tujuannya, evaluasi program dapat dikatakan sebagai bentuk dari penelitian, yaitu penelitian evaluatif hanya ada perbedaan diantara keduanya. Diantara perbedaaan tersebut adalah :
Penelitian Evalausi Program
Peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian hasilnya dideskripsikan. Pelaksana ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan criteria atau standar mutu.
Penelitian dituntun oleh rumusan masalah. Pelaksana ingin mengetahui tingkat ketecapaian tujuan program, jika belum tercapai maka pelaksana ingin mengetahui dimana letak kekurangan dan apa sebabnya.
Berbicara mengenai program, program merupakan sistem sedangkan sistem adalah satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling berkaitan dan bekerja sama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Sehingga komponen dipandang sebagai bagian dari sistem, maka disebut sebagai “subsistem” karena komponen atau subsistem merupakan bagian dari suatu program yang merupakan kata benda, oleh karena itu harus disebut dalam kata benda. Andaikata ingin mengetahui sabar dan tidaknya seseorang, maka yang harus diukur adalah kesabarannya, begitu juga mau mengkur indah tidaknya taman, maka yang harus diukur adalah keindahannya. Sistem berada dibawah naungan yang lebih besar yang dikenal dengan istilah suprasistem yang antara suprasistem, sistem dan subsistem saling berhubungan. Sebagai contoh : Departemen Pendidikan Nasional, Sekolah dan Pembelajaran di sekolah.
Tujuan dari evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya.
Manfaat evaluasi program, apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat diketahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat terlaksana. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk mengambil keputusan (decision maker). Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu :
1. Menghentikan program
2. Merevisi program
3. Melanjutkan program
4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi lagi program dilain waktu).
Dan untuk menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut ; mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, hati-hati dan bertanggung jawab. Kemudian untuk menentukan sasaran evaluasi program harus mengenali program dengan baik terutama komponen-komponennya. Mengapa harus tertuju pada komponen yaitu agar pengamatannya dapat lebih cermat dan data yang dikumpulkan lebih lengkap.
BAB II
PENGEMBANGAN KRITERIA DALAM EVALUASI PROGRAM
Istilah “kriteria” dalam penilaian sering dikenal dengan “tolok ukur” atau standar dapat dikatakan juga sebagai “takaran” adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk sesuatu yang diukur. ada juga yang mengatakan tolok ukur disebut dengan “batas” artinya batas maksimal yang harus dicapai. ada juga sebagian orang mengatakan batas bawah, atau batas minimal yang harus dicapai. Terlepas dari kedua makna tersebut bahwa kriteria atau tolok ukur itu bersifat jamak karena menunjukkan batas atas dan batas bawah sekaligus batas-batas keduanya.
Kriteria atau tolok ukur perlu dibuat oleh evaluator karena evaluator terdiri dari beberapa orang yang memerlukan kesepakatan di dalam menilai. kegunaan dari kriteria atau tolok ukur tersebut adalah diantaranya :
1. Evaluator dapat lebih mantap dalam melakukan penilaian terhadap objek yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti.
2. Dapat digunakan untuk menjawab atau mempertanggung jawabkan hasil penilaian yang sudah dilakukan.
3. Dapat digunakan untuk mengekang masuknya unsur subyektif yang ada pada diri penilai.
4. Hasil evaluasi akan sama meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan dalam kondisi fisik penilai yang berbeda pula.
5. Untuk memberikan arahan kepada evaluator apabila banyaknya evaluator lebih dari satu orang. karena kriteria atau tolok ukur dapat ditafsirkan sama oleh setiap orang.
Pembuatan kriteria atau tolok ukur sebaiknya harus dibuat bersama dan dibuat oleh orang-orang yang akan mempergunakannya yakni calon evaluator. Dengan maksud ketika pada waktu penerapannya tidak akan ada masalah karena masing-masing sudah memahami bahkan tahu latar belakangnya.
Kriteria ada dua macam yaitu, kriteria kuantitatif dan kualitatif. Keduanya dapat digambarkan seperti dibawah ini :
Kriteria tanpa pertimbangan
Kuantitaif
Kriteria dengan pertimbangan
Kriteria
Kriteria tanpa pertimbangan
Kualitatif
Kriteria dengan petimbangan
mengurutkan indikator menggunakan pembobotan
a) Kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan adalah kriteria yang disusun hanya dengan memperhatikan rentangan bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa dilakukan dengan membagi rentangan bilangan.
b) Kriteria kuantitatif dengan pertimbangan yaitu kriteria yang dibuat karena adanya pertimbangan tertentu berdasarkan sudut pandang dan pertimbangan evaluator.
c) Kriteria kualitatif tanpa pertimbangan yaitu dimana penyusun kriteria tinggal menghitung banyaknya indikator dalam komponen, yang dapat memenuhi persyaratan. Komponen adalah unsur pembentuk kriteria program sedangkan indikator adalah unsur pembentuk kriteria komponen.
d) Kriteria kualitatif dengan pertimbangan, dimana tim evaluator merundingkan jenis kriteria mana yang akan digunakan, memilih kriteria tanpa pertimbangan atau dengan pertimbangan, maka tentukan indikator mana yang harus diprioritaskan.
BAB III
MODEL DAN RANCANGAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
Sesungguhnya ada banyak model evaluasi program yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu dengan yang lainnya berbeda namun maksudnya adalah sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi berkenaan dengan objek yang dievaluasi. Untuk membedakan ragam model tersebut, menurut Stephen Isaac 1986, ada empat hal untuk memebedakannya, (1). Berorientasi pada tujuan-Good Oriented. (2). Berorientasi pada keputusan-Decision Oriented. (3). Berorientasi pada kegiatan dan orang yang menanganinya-Transactional Oriented. (4). Berorientasi pada pengaruh dan dampak program-Research Oreinted. Seangkan Kaufman dan Thomas membedakan evaluasi menjadi delapan macam. Ada beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu evaluasi program diantaranya adalah Stufflebeam, Metfessel, Michael Scriven, Stake, dan Glaser.
Ketepatan penentuan model evaluasi program maknanya adalah ada keeratan tautan antara evaluasi program dengan jenis program yang dievaluasi. Melihat dari bentuk kegiatannya, program dapat dibedakan seperti dalam skema :
Contoh : Program Pembelajaran
a. Program Pemrosesan
Contoh : Program Kepramukaan
Contoh : Program Perpustakaan
Program b. Program Layanan
Contoh : Program Bank
Contoh : Program Koperasi
c. Program Umum Contoh : Program makanan tambahan anak
Sekolah (PMTAS)
Contoh : Program peringatan lustrum sekolah
(PPLS)
a. Program Pemrosesan adalah program yang kegiatan pokoknya mengubah bahan mentah (input) menjadi bahan jadi sebagai hasil proses atau keluaran (output).
b. Program Layanan (service) adalah sebuah kesatuan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa puas sesuai dengan tujuan program.
c. Program Umum yaitu program yang tidak tampak apa yang menjadi ciri utama.
Membicarakan mengenai rancangan evaluasi ada beberapa hal yang tercantum dalam sebuah rancangan evaluasi tersebut diantaranya adalah :
1. Judul Kegiatan
2. Alasan Dilaksanakannya Evaluasi
3. Tujuan
4. Pertanyaan Evaluasi
5. Metodologi yang Digunakan
6. Prosedur Kerja dan Langkah-Langkah Kegiatan.
BAB IV
PERENCANAAN EVALUASI PROGRAM
Membicarakan tentang analisis kebutuhan adalah merupakan sarana atau alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan sebuah perubahan, yakni perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rasional sehingga kemudian perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya” dengan sasarannya adalah siswa, kelas dan sekolah.
Untuk mengetahui dan menganalisa kebutuhan tersebut dilakukan dengan dua cara, Pertama, secara objektif. Dimulai dari identifikasi lingkup tujuan penting program, menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan, menyusun kriteria standar untuk tiap-tiap indikator, menyusun alat ukur tiap-tiap indikator dan terakhir membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria. Kedua, secara subyektif. Cara ini dimulai dengan identifikasi lingkup tujuan penting program, menyusun kriteria yang sesuai dengan setiap tujuan masing-masing indikator, menyusun skala bertingkat digunakan untuk mempertimbangkan tingkat penampilam indikator, yang terakhir adalah merupakan ciri khas dari cara kedua ini yaitu mengumpulkan semua evaluator untuk kemudian secara bersama-sama menentukan skala prioritas kebutuhan.
Membicarakan kembali mengenai evaluasi program adalah tidak lain membicarakan tentang penelitian, namun ia memiliki ciri khusus. Sebagaimana penelitian, menyusun evaluasi program dimulai dengan menyusun proposal yang mana isi dan langkah-langkahnya tidak jauh berbeda dari proposal penelitian.
Membaca dan mencermati substansi bab IV ini, ada tiga ruang lingkup urgen yang dibicarakan :
1. Menyusun Bagian Pendahuluan
Bagian ini memuat antara lain, (1). Latar belakang masalah. (2). Identifikasi masalah, batasan masalah, dan pertanyaan evaluasi. (3). Tujuan umum dan khusus. (4). Manfaat hasil evaluasi.
2. Bagian Metodologi
Pada bagian ini, secara garis besar memuat 4 hal, (1). Penentuan responden atau subjek sumber data. (2). Metode pengumpulan data. (3). Penentuan alat atau instrument dan (4). Analisis data.
Untuk memudahkan dalam menentukan sumber data, dapat di tandai dengan 3 huruf P (dalam bahasa Inggris) yang sama yaitu Person, Place dan Paper.
3. Bagian Cara Menentukan Instrumen Evaluasi
Dalam usaha mengumpulkan data, intrumen berfungsi untuk mempermudah, memperlancar dan membuat pekerjaan pengumpul data menjadi lebih sistematis. Sehingga dalam hal ini, instrumen dalam penelitian merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena ia akan menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Selanjutnya jumlah intrumen sebanding dengan jumlah metode yang digunakan dan harus disesuaikan dengan metode yang sudah ditentukan oleh evaluator.
BAB V
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM
Dalam bab ini dibicarakan mengenai beberapa langkah atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program. Secara garis besar tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :
Persiapan Evaluasi Program - Penyusunan evaluasi
- Penyusunan instrumen evaluasi
- Validasi instrumen evaluasi
- Menentukan jumlah sampel yang diperlukan
- Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil - Penyusunan terkait dengan model diantaranya; model CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan model Need Assessment.
- Merumuskan tujuan yang akan dicapai
- Membuat kisi-kisi
- Membuat butir-butir instrumen
- Menyunting instrumen
- Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi
- Dapat dilakukan dengan metode Sampling
- Beberapa hal yang perlu disamakan : tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, wilayah generalisasi, teknik sampling, jadwal kegiatan
Pelaksanaan Evaluasi Program - Evaluasi Reflektif
- Evaluasi Rencana
- Evaluasi Proses
- Evaluasi Hasil - Digunakan untuk mengevaluasi kurikulum suatu ide
- Persyaratannya : format, keterbacaan, hubungan antar komponen, organisasi vertical dan horizontal dari pengalaman belajar.
- Disebut juga evaluasi implementasi program
Adalah evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik.
Tahap Monitoring (Pelaksanaan) - Fungsi Pemantauan
- Sasaran Pemantauan
- Tekhnik dan Alat Pemantauan
- Pelaku Pemantauan
- Perencanaan Pemantauan meliputi
- Pemanfaatan hasil Pemantauan - Memiliki 2 fungsi : (1). Mengetahui kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana program dan seberapa pelaksanaan program dpt diharapkan akan menghasilkan perubahan. (2). Pemantauan harus dapat mengenali peluang terjadinya perubahan positif sesuai dengan harapan.
- Seberapa jauh pelaksanaan program telah sesuai dgn rencana program
- Seberapa jauh pelaksanaan program telah menunjukkan tanda tercapainya tujuan program
- Apakah terjadi dampak tambahan positif meskipun tidak direncanakan
- Apakah terjadi dampak sampingan negatif, merugikan, atau kegiatan mengganggu.
- Teknik pengamatan partisifatif
- Tekniik wawancara
- Teknik pemanfaatan dan analsisi data dokumentasi
- Evaluator atau praktisi atau pelaksana program
- Perumusan tujuan pemantauan
- Penetapan sasaran pemantauan
- Penjabaran data yang dibutuhkan
- Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dgn sifat objek dan sumber/jenis data
- Perancangan analisis data
- Setelah hasil pemantauan terkumpul secepatnya diolah dn dimaknai agar dapat diketahui apakah pelaksanaan program tercapai atau tidak.
Melanjutkan mengenai sampel ada 7 jenis sampel yang dapat dijadikan sebagai metode dalam evaluasi program diantaranya adalah : (1). Proportional sampel, (2). Startified sampel, (3). Purposive sampel, (4). Quota sampel, (5). Double sampel, (6). Area probability sampel, (7). Cluster sampel.
BAB VI
ANALISIS DATA DALAM EVALUASI PROGRAM
Dalam penelitian data di bagi dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif, dengan kedua jenis ini kemudian data diolah. Jenis pertama terkait dengan statistika sedangkan yang kedua sebaliknya atau nonstatistika. Dalam menganalisis dan mengolah data kuantitatif hendaknya dilakukan dengan tabulasi data. Tabulasi merupakan coding sheet untuk memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data. Karena memahami secara tabulasi lebih mudah dibandingkan dengan bentuk uraian narasi yang panjang.
Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan dua cara, Pertama. Statistik Deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Kedua, Statistik Inferensial yaitu mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data dan akan berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Statistik ini juga disebut dengan statistik parametrik berlaku untuk data interval atau rasional jika datanya normal. Dan apabila datanya tidak normal serta berbentuk ordinal atau nominal, maka jenis statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik.
Tidak semua data dilapangan berbentuk simbol-simbol yang bisa dikuantifikasi dan dihitung secara matematis. Ada kalanya datanya abstrak yang tidak dapat dimanipulasi menjadi numerik sehingga data jenis ini hanya dapat dilakukan dengan analisis kualitatif.
Kegiatan dalam menganalisis data kualitaitif dapat melalui tahapan-tahapan berikut :
1. Dengan mereduksi/menyiangi data
2. Display data
3. Menafsirkan data
4. Menyimpulkan dan verifikasi
5. Meningkatkan keabsahan hasil
6. Narasi hasil analisis.
Pengarang : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
Cepi Safruddin Abdul Jabbar, M.Pd.
Penerbit : PT Bumi Aksara Jl. Sawo Raya No. 18 Jakarta
Cetakan : Kedua, MAret 2009
Tebal : 227 Halaman
BAB I
KONSEP EVALUASI PROGRAM
Evaluasi adalah merupakan suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah, sehingga dalam melakukan kegiatan evaluasi harus hati-hati, tanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan. Ada beberapa ahli menyebutkan tentang makna evaluasi diantaranya :
1. Suchman (1961, dalam Anderson 1975), memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan.
2. Worthen dan Sanders (1973, dalam Anderson), intinya adalah kedua ahli ini menyebutkan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu, termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan program, produksi, prosedur serta alternatif strategi.
3. Stufflebeam (1971, dalam Fernandes 1984), mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menetukan altenatif keputusan.
Dengan evaluasi tersebut, maka evaluator dapat menentukan dan mengambil sebuah keputusan berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan. Kemudian dalam penetuan nilai hasil belajar, ternyata pembelajaran bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan dalam mencapai prestasi belajar. Ada hal lain yang mempengaruhi diantaranya; keadaan psikis dan fisik siswa, kapasitas guru yang mengajar dan membimbing, sarana pendidikan.
Dalam memaknai program ada pengertian khusus dan umum, secara umum “program” diartikan dengan rencana. Dalam pengertian umumnya program adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan atau dalam kurun waktu relatif lama. Sedangkan pengertian khusus program hanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya peringatan hari besar Nasional, HUT RI, Hardiknas, Harkitnas dll. Jika program dikaitkan dengan evaluasi program, maka defenisi program adalah sebagai suatu unit usaha atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Menurut Fernandes, pemikiran secara serius mengenai evaluasi program dimulai sejak tahun 80-an, sebagai contoh teori yang dikemukakan oleh Cronbach (1982, dalam Fernandes 1984), tentang pentingnya sebuah rancangan kegiatan evaluasi program.
Dilihat dari tujuannya, evaluasi program dapat dikatakan sebagai bentuk dari penelitian, yaitu penelitian evaluatif hanya ada perbedaan diantara keduanya. Diantara perbedaaan tersebut adalah :
Penelitian Evalausi Program
Peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian hasilnya dideskripsikan. Pelaksana ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan criteria atau standar mutu.
Penelitian dituntun oleh rumusan masalah. Pelaksana ingin mengetahui tingkat ketecapaian tujuan program, jika belum tercapai maka pelaksana ingin mengetahui dimana letak kekurangan dan apa sebabnya.
Berbicara mengenai program, program merupakan sistem sedangkan sistem adalah satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling berkaitan dan bekerja sama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Sehingga komponen dipandang sebagai bagian dari sistem, maka disebut sebagai “subsistem” karena komponen atau subsistem merupakan bagian dari suatu program yang merupakan kata benda, oleh karena itu harus disebut dalam kata benda. Andaikata ingin mengetahui sabar dan tidaknya seseorang, maka yang harus diukur adalah kesabarannya, begitu juga mau mengkur indah tidaknya taman, maka yang harus diukur adalah keindahannya. Sistem berada dibawah naungan yang lebih besar yang dikenal dengan istilah suprasistem yang antara suprasistem, sistem dan subsistem saling berhubungan. Sebagai contoh : Departemen Pendidikan Nasional, Sekolah dan Pembelajaran di sekolah.
Tujuan dari evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya.
Manfaat evaluasi program, apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat diketahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat terlaksana. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk mengambil keputusan (decision maker). Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu :
1. Menghentikan program
2. Merevisi program
3. Melanjutkan program
4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi lagi program dilain waktu).
Dan untuk menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut ; mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, hati-hati dan bertanggung jawab. Kemudian untuk menentukan sasaran evaluasi program harus mengenali program dengan baik terutama komponen-komponennya. Mengapa harus tertuju pada komponen yaitu agar pengamatannya dapat lebih cermat dan data yang dikumpulkan lebih lengkap.
BAB II
PENGEMBANGAN KRITERIA DALAM EVALUASI PROGRAM
Istilah “kriteria” dalam penilaian sering dikenal dengan “tolok ukur” atau standar dapat dikatakan juga sebagai “takaran” adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk sesuatu yang diukur. ada juga yang mengatakan tolok ukur disebut dengan “batas” artinya batas maksimal yang harus dicapai. ada juga sebagian orang mengatakan batas bawah, atau batas minimal yang harus dicapai. Terlepas dari kedua makna tersebut bahwa kriteria atau tolok ukur itu bersifat jamak karena menunjukkan batas atas dan batas bawah sekaligus batas-batas keduanya.
Kriteria atau tolok ukur perlu dibuat oleh evaluator karena evaluator terdiri dari beberapa orang yang memerlukan kesepakatan di dalam menilai. kegunaan dari kriteria atau tolok ukur tersebut adalah diantaranya :
1. Evaluator dapat lebih mantap dalam melakukan penilaian terhadap objek yang akan dinilai karena ada patokan yang diikuti.
2. Dapat digunakan untuk menjawab atau mempertanggung jawabkan hasil penilaian yang sudah dilakukan.
3. Dapat digunakan untuk mengekang masuknya unsur subyektif yang ada pada diri penilai.
4. Hasil evaluasi akan sama meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan dalam kondisi fisik penilai yang berbeda pula.
5. Untuk memberikan arahan kepada evaluator apabila banyaknya evaluator lebih dari satu orang. karena kriteria atau tolok ukur dapat ditafsirkan sama oleh setiap orang.
Pembuatan kriteria atau tolok ukur sebaiknya harus dibuat bersama dan dibuat oleh orang-orang yang akan mempergunakannya yakni calon evaluator. Dengan maksud ketika pada waktu penerapannya tidak akan ada masalah karena masing-masing sudah memahami bahkan tahu latar belakangnya.
Kriteria ada dua macam yaitu, kriteria kuantitatif dan kualitatif. Keduanya dapat digambarkan seperti dibawah ini :
Kriteria tanpa pertimbangan
Kuantitaif
Kriteria dengan pertimbangan
Kriteria
Kriteria tanpa pertimbangan
Kualitatif
Kriteria dengan petimbangan
mengurutkan indikator menggunakan pembobotan
a) Kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan adalah kriteria yang disusun hanya dengan memperhatikan rentangan bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa dilakukan dengan membagi rentangan bilangan.
b) Kriteria kuantitatif dengan pertimbangan yaitu kriteria yang dibuat karena adanya pertimbangan tertentu berdasarkan sudut pandang dan pertimbangan evaluator.
c) Kriteria kualitatif tanpa pertimbangan yaitu dimana penyusun kriteria tinggal menghitung banyaknya indikator dalam komponen, yang dapat memenuhi persyaratan. Komponen adalah unsur pembentuk kriteria program sedangkan indikator adalah unsur pembentuk kriteria komponen.
d) Kriteria kualitatif dengan pertimbangan, dimana tim evaluator merundingkan jenis kriteria mana yang akan digunakan, memilih kriteria tanpa pertimbangan atau dengan pertimbangan, maka tentukan indikator mana yang harus diprioritaskan.
BAB III
MODEL DAN RANCANGAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
Sesungguhnya ada banyak model evaluasi program yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu dengan yang lainnya berbeda namun maksudnya adalah sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi berkenaan dengan objek yang dievaluasi. Untuk membedakan ragam model tersebut, menurut Stephen Isaac 1986, ada empat hal untuk memebedakannya, (1). Berorientasi pada tujuan-Good Oriented. (2). Berorientasi pada keputusan-Decision Oriented. (3). Berorientasi pada kegiatan dan orang yang menanganinya-Transactional Oriented. (4). Berorientasi pada pengaruh dan dampak program-Research Oreinted. Seangkan Kaufman dan Thomas membedakan evaluasi menjadi delapan macam. Ada beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu evaluasi program diantaranya adalah Stufflebeam, Metfessel, Michael Scriven, Stake, dan Glaser.
Ketepatan penentuan model evaluasi program maknanya adalah ada keeratan tautan antara evaluasi program dengan jenis program yang dievaluasi. Melihat dari bentuk kegiatannya, program dapat dibedakan seperti dalam skema :
Contoh : Program Pembelajaran
a. Program Pemrosesan
Contoh : Program Kepramukaan
Contoh : Program Perpustakaan
Program b. Program Layanan
Contoh : Program Bank
Contoh : Program Koperasi
c. Program Umum Contoh : Program makanan tambahan anak
Sekolah (PMTAS)
Contoh : Program peringatan lustrum sekolah
(PPLS)
a. Program Pemrosesan adalah program yang kegiatan pokoknya mengubah bahan mentah (input) menjadi bahan jadi sebagai hasil proses atau keluaran (output).
b. Program Layanan (service) adalah sebuah kesatuan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa puas sesuai dengan tujuan program.
c. Program Umum yaitu program yang tidak tampak apa yang menjadi ciri utama.
Membicarakan mengenai rancangan evaluasi ada beberapa hal yang tercantum dalam sebuah rancangan evaluasi tersebut diantaranya adalah :
1. Judul Kegiatan
2. Alasan Dilaksanakannya Evaluasi
3. Tujuan
4. Pertanyaan Evaluasi
5. Metodologi yang Digunakan
6. Prosedur Kerja dan Langkah-Langkah Kegiatan.
BAB IV
PERENCANAAN EVALUASI PROGRAM
Membicarakan tentang analisis kebutuhan adalah merupakan sarana atau alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan sebuah perubahan, yakni perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rasional sehingga kemudian perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya” dengan sasarannya adalah siswa, kelas dan sekolah.
Untuk mengetahui dan menganalisa kebutuhan tersebut dilakukan dengan dua cara, Pertama, secara objektif. Dimulai dari identifikasi lingkup tujuan penting program, menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan, menyusun kriteria standar untuk tiap-tiap indikator, menyusun alat ukur tiap-tiap indikator dan terakhir membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria. Kedua, secara subyektif. Cara ini dimulai dengan identifikasi lingkup tujuan penting program, menyusun kriteria yang sesuai dengan setiap tujuan masing-masing indikator, menyusun skala bertingkat digunakan untuk mempertimbangkan tingkat penampilam indikator, yang terakhir adalah merupakan ciri khas dari cara kedua ini yaitu mengumpulkan semua evaluator untuk kemudian secara bersama-sama menentukan skala prioritas kebutuhan.
Membicarakan kembali mengenai evaluasi program adalah tidak lain membicarakan tentang penelitian, namun ia memiliki ciri khusus. Sebagaimana penelitian, menyusun evaluasi program dimulai dengan menyusun proposal yang mana isi dan langkah-langkahnya tidak jauh berbeda dari proposal penelitian.
Membaca dan mencermati substansi bab IV ini, ada tiga ruang lingkup urgen yang dibicarakan :
1. Menyusun Bagian Pendahuluan
Bagian ini memuat antara lain, (1). Latar belakang masalah. (2). Identifikasi masalah, batasan masalah, dan pertanyaan evaluasi. (3). Tujuan umum dan khusus. (4). Manfaat hasil evaluasi.
2. Bagian Metodologi
Pada bagian ini, secara garis besar memuat 4 hal, (1). Penentuan responden atau subjek sumber data. (2). Metode pengumpulan data. (3). Penentuan alat atau instrument dan (4). Analisis data.
Untuk memudahkan dalam menentukan sumber data, dapat di tandai dengan 3 huruf P (dalam bahasa Inggris) yang sama yaitu Person, Place dan Paper.
3. Bagian Cara Menentukan Instrumen Evaluasi
Dalam usaha mengumpulkan data, intrumen berfungsi untuk mempermudah, memperlancar dan membuat pekerjaan pengumpul data menjadi lebih sistematis. Sehingga dalam hal ini, instrumen dalam penelitian merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena ia akan menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Selanjutnya jumlah intrumen sebanding dengan jumlah metode yang digunakan dan harus disesuaikan dengan metode yang sudah ditentukan oleh evaluator.
BAB V
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM
Dalam bab ini dibicarakan mengenai beberapa langkah atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program. Secara garis besar tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :
Persiapan Evaluasi Program - Penyusunan evaluasi
- Penyusunan instrumen evaluasi
- Validasi instrumen evaluasi
- Menentukan jumlah sampel yang diperlukan
- Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil - Penyusunan terkait dengan model diantaranya; model CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan model Need Assessment.
- Merumuskan tujuan yang akan dicapai
- Membuat kisi-kisi
- Membuat butir-butir instrumen
- Menyunting instrumen
- Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi
- Dapat dilakukan dengan metode Sampling
- Beberapa hal yang perlu disamakan : tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, wilayah generalisasi, teknik sampling, jadwal kegiatan
Pelaksanaan Evaluasi Program - Evaluasi Reflektif
- Evaluasi Rencana
- Evaluasi Proses
- Evaluasi Hasil - Digunakan untuk mengevaluasi kurikulum suatu ide
- Persyaratannya : format, keterbacaan, hubungan antar komponen, organisasi vertical dan horizontal dari pengalaman belajar.
- Disebut juga evaluasi implementasi program
Adalah evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik.
Tahap Monitoring (Pelaksanaan) - Fungsi Pemantauan
- Sasaran Pemantauan
- Tekhnik dan Alat Pemantauan
- Pelaku Pemantauan
- Perencanaan Pemantauan meliputi
- Pemanfaatan hasil Pemantauan - Memiliki 2 fungsi : (1). Mengetahui kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana program dan seberapa pelaksanaan program dpt diharapkan akan menghasilkan perubahan. (2). Pemantauan harus dapat mengenali peluang terjadinya perubahan positif sesuai dengan harapan.
- Seberapa jauh pelaksanaan program telah sesuai dgn rencana program
- Seberapa jauh pelaksanaan program telah menunjukkan tanda tercapainya tujuan program
- Apakah terjadi dampak tambahan positif meskipun tidak direncanakan
- Apakah terjadi dampak sampingan negatif, merugikan, atau kegiatan mengganggu.
- Teknik pengamatan partisifatif
- Tekniik wawancara
- Teknik pemanfaatan dan analsisi data dokumentasi
- Evaluator atau praktisi atau pelaksana program
- Perumusan tujuan pemantauan
- Penetapan sasaran pemantauan
- Penjabaran data yang dibutuhkan
- Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dgn sifat objek dan sumber/jenis data
- Perancangan analisis data
- Setelah hasil pemantauan terkumpul secepatnya diolah dn dimaknai agar dapat diketahui apakah pelaksanaan program tercapai atau tidak.
Melanjutkan mengenai sampel ada 7 jenis sampel yang dapat dijadikan sebagai metode dalam evaluasi program diantaranya adalah : (1). Proportional sampel, (2). Startified sampel, (3). Purposive sampel, (4). Quota sampel, (5). Double sampel, (6). Area probability sampel, (7). Cluster sampel.
BAB VI
ANALISIS DATA DALAM EVALUASI PROGRAM
Dalam penelitian data di bagi dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif, dengan kedua jenis ini kemudian data diolah. Jenis pertama terkait dengan statistika sedangkan yang kedua sebaliknya atau nonstatistika. Dalam menganalisis dan mengolah data kuantitatif hendaknya dilakukan dengan tabulasi data. Tabulasi merupakan coding sheet untuk memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data. Karena memahami secara tabulasi lebih mudah dibandingkan dengan bentuk uraian narasi yang panjang.
Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan dua cara, Pertama. Statistik Deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Kedua, Statistik Inferensial yaitu mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data dan akan berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Statistik ini juga disebut dengan statistik parametrik berlaku untuk data interval atau rasional jika datanya normal. Dan apabila datanya tidak normal serta berbentuk ordinal atau nominal, maka jenis statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik.
Tidak semua data dilapangan berbentuk simbol-simbol yang bisa dikuantifikasi dan dihitung secara matematis. Ada kalanya datanya abstrak yang tidak dapat dimanipulasi menjadi numerik sehingga data jenis ini hanya dapat dilakukan dengan analisis kualitatif.
Kegiatan dalam menganalisis data kualitaitif dapat melalui tahapan-tahapan berikut :
1. Dengan mereduksi/menyiangi data
2. Display data
3. Menafsirkan data
4. Menyimpulkan dan verifikasi
5. Meningkatkan keabsahan hasil
6. Narasi hasil analisis.
saya ingin diberikan contoh penyusunan dari rancangan evaluasi program tersebut...teriamaksih
BalasHapus