Rame-Rame Nyaleg Yuk ...!
Sepertinya ungkapan ini sangat compatible sekali pada pemilu 2009 ini, dimana semua orang dapat mencalonkan dirinya menjadi CALEG (calon anggota legislatif). Tidak perlu banyak syarat untuk duduk dan mendapatkan kursi sebagai anggota legislatif, baik untuk kabupaten , kota, provinsi maupun pusat. Terbukti dari rame…nya para "artis" (katakanlah pekerja seni, penghibur, pekerja komedian "pelawak" atau orang yang populer karena hanya sering muncul di layar kaca/ tv). Punya banyak duit, banyak dikenal orang, dan sering muncul di layar kaca “hanya” bermodalkan ini saja siapapun dia bisa mencalegkan diri menjadi anggota legislatif. Agaknya terlalu gampang sekali untuk menjadi seorang legislator di negeri ini, yang notabene adalah orang-orang yang akan mengurusi sebuah Negara dan bukan sebuah rumah tangga kecil yang cukup dengan dua anak saja.
Entah, mau dibawa kemana Indonesia tercinta ini, jika senayan diisi oleh orang-orang yang “hanya” memiliki ambisi pribadi dan atau hanya memiliki kepentingan sendiri dibalik pencalonannya. Sebuah pertanyaan besar yang patut di pertanyakan, sebagai rakyat semestinya harus peka dan jeli melihat realitas yang ada saat ini. Yang dikhawatirkan adalah akan muncul kembali istilah 4 D, “Datang, Duduk, Diam, Duit”, bahkan mungkin akan muncul huruf W (wanita). Inilah fenomena yang “mungkin” pernah terjadi dan akan rame terjadi. Sungguh sangatlah miris Indonesia yang tercinta ini, kaum-kaum pembesar hanya dapat diisi oleh kriteria-kriteria orang seperti tersebut diatas’ “bukan meremehkan atau merendahkan”.
Sebuah lembaga yang sangat dihormati yakni DPR didalamnya adalah manusia-manusia jelmaan dari sekian juta manusia yang ada di Indonesia raya ini. Hati, nasib dan jiwa jutaan manusia digadaikan kepada mereka-mereka yang duduk dikursi empuk di sebuah gedung yang megah yang terletak dijantung kota Jakarta yang bernama senayan. Sungguh gagah dan cantik dengan berbalut jas, dasi, kebaya, safari, sepatu merk luar negeri berikut lambang kehormatannya yang menghiasi dan menutup tubuhnya. Sungguh bangga dan terhormat sekali fisik luar dari anggota legislatif secara keseluruhan. Namun, siapa nyana dihati dan dibalik indahnya fisik luar mereka, ternyata terbungkus oleh hati-hati “singa” yang siap menerkam mangsanya.
Tidak beberapa lama lagi gedung-gedung DPR baik untuk kabupaten, kota, provinsi dan pusat akan berganti manusia. Mereka-mereka yang terpilih saat pemilu 9 april lalu, mereka adalah orang-orang yang terbaik yang ada di negeri kita yang tercinta ini, yang akan memikul amanah, menepati janji-janjinya dan melaksanakan tugas, pesan dan titipan jutaan rakyat Indonesia. Sangatlah naif jika kemudian janji-janji yang pernah diucapkan tidak benar-benar ditepati dan sungguh kebohongan yang paling besar dari para pembesar-pembesar bohong di negeri yang beradab ini. Ekspekstasi rakyat terhadap wakil-wakil mereka di gedung parlemen sangatlah besar, seolah-olah “hidup mati” mereka di tangan-tangan para elit-elit politik yang duduk manis di gedung senayan. Sungguh suatu keadaan yang sangat mengharukan sekali…
Mungkin, ini saat para artis-artis bareng-bareng terjun ke pangung politik dan pindah ke senayan. Terbukti dari banyak para artis (dangdut, sinetron, komedian, film, modeling) yang ikut nimbrung, numpang nampang wajah di pecaturan dunia politik. “mungkin” separoh dari mereka memang mengerti dan paham, kalau di sebut “profesional” (sepertinya terlalu dini untuk di sandang oleh mereka dalam politik), dalam memahami peta politik di Indonesia. atau bahkan sama sekali dari mereka hanya “sekedar” bermodalkan nyali atau nekat saja. Patut diakui memang, bahwa mereka memiliki massa atau katakanlah fans atau pengagum karena mereka sering muncul dilayar tv sehingga mudah dikenal oleh masyarakat luas. Disamping mereka dikenal oleh masyarakat luas, muda, ganteng dan cantik lebih dari itu mereka berduit. Maka, sangatlah mudah bagi mereka untuk mencalonkan diri sebagai caleg.
Eksistensi, capability dan kredibilitas para artis di panggung politik sesungguhnya banyak dipertanyakan orang. Suatu ketika ada seorang artis diwawancarai dan ditanyakan tentang hal ini, dengan spontanitas dan penuh keyakinan dia menjawab. Ini adalah masalah waktu saja, biarlah waktu yang menjawab, dalam arti lain ini adalah sebuah proses dan seiring dengan kematangan proses tersebut kemudian pasti akan bisa. Politik praktis yang terjadi pada rekan-rekan artis adalah suatu fenomena dan realita yang terjadi di negeri kita ini. “Mungkin” bagi rakyat kecil janganlah terlalu berharap besar dengan kualitas seseorang dengan kriteria seperti ini. Tetapi, masih ada sedikit ruang bagi kita semua wahai orang Indonesia untuk bertumpu dan berharap pada mereka, karena mereka adalah manusia yang sempurna yang memiliki hati nurani dan kepedulian bagi rakyat kecil. Hati mereka sesungguhnya tidaklah bisa dibohongi, nurani mereka tidaklah bisa untuk di ingkari, bahwa mereka pasti akan peduli dengan kita, wahai orang Indonesia, wahai rakyat kecil. Janganlah berputus harap dan asa, mereka adalah wakil-wakil kita yang terbaik di parlemen yang akan membela, memperjuangkan dan memenuhi hak-hak kita. Yakinlah…
Sebuah kepastian adalah nasib bagi rakyat kecil, aspirasi didengar dan diwujudkan adalah kebanggan bagi mereka. Kami tidak mau melihat dan mendengar wakil-wakil kami di parlemen hanya bisa datang, diam, duduk dan duit. Kami wakilkan semua urusan negeri ini kepada anda-anda semua wahai wakil-wakil rakyat yang gagah dan cantik. Jangan bohongi dan kecewakan kami semua, kami percaya anda-anda semua mampu dan pro rakyat. Ingat pesan kami sebagai rakyat kecil, “jangan memperkaya diri sendiri, laksanakan amanah yang telah dipercayakan, tepati janji-janji yang pernah dikeluarkan, jadikan Negari ini aman, tenteram dan damai sehingga terciptalah Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur…semoga…
Note : Ini hanya sekedar tulisan ngalur-ngidul saja tidak ada motif apa-apa dibalik tulisan yang tak beralasan ini, jadi nggak usah ditanggapi atau dikomentari dengan serius... njee...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar positif dan membangun di harapkan