Minggu, Januari 11, 2009

DAKWAH HATI NURANI

DAKWAH HATI NURANI PADA WUJUD FISKAL MANUSIA YANG SEDIKIT MENYINGUNG TENTANG HAKIKAT
{“MANUSIA”}, {“BAIK”, “BURUK”}, {“ADA”, “TIDAK ADA”}, DAN {“TUHAN”}

“Tebarkan kebaikan dirimu sebagai manusia seperti ketika engkau menghirup udara, memandang indahnya cahaya atau ketika engkau sadar keberadaanmu sebagai manusia. Lupakan semua yang “ada” menuju ke satu titik, titik tertinggi dalam diri dan alam semesta. Letakkan dirimu apa adanya pada posisi yang tak mungkin tergapai siapa pun, saat itu akan kau dapati dirimu adalah “Tuhanmu”. Tak ada batas dan tak ada jarak. Semua satu dan satu adalah semua. Sujudlah ragamu dalam tunduk dan kepatuhan tak terbatas.

Suatu saat kau akan sadar ,hidup tak harus selamanya dalam kelam ketidakberdayaan, ataupun keinginan atas kekuasaan yang tanpa batas. Ketika engkau mencapai satu titik tetinggi dalam sujud dan taklukmu, kau akan dapati sosokmu yang sesungguhnya. Jalani hidup seperti ketika kau menjalani sebuah mimpi. Sesaat..., kemudian hilang tertelan waktu. Ketika kau terbangun semua telah berlalu sebagai satu perjalanan sejarah hidup yang tak mungkin terulang. Saat itu ingatlah; bagi manusia yang baik adalah baik, yang benar adalah benar, yang buruk adalah buruk dan yang salah adalah salah, setelah itu gapailah semua kebaikan dan kebenaran yang hakiki dalam hidup.

Kebaikan tak selamanya melekat dalam diri, tapi keburukan adalah perangkat sejarah yang akan terbawa sampai mati. Tangis seperti senandung lagu duka akan nista diri, dan tawa seperti kebohongan dalam diam. Jangan biarkan keangkuhan menutupi mata hati dari salah dan dosa. Redakan semua tawa, hilangkan semua tangis dan hapus duka lara, berjalanlah seperti angin..., halus, lembut dan sejuk, bicaralah seperti air yang mengalir tenang, ... damai ... dan menghanyutkan. Pandanglah dunia sebagaimana mestinya dan apa adanya, jauhkan pikiran picik, licik, iri dan dengki.

Tuhan tak pernah merasa duka ataupun terluka, marah ataupun dendam. Semua dibiarkan berlalu menurut ketentuan yang melekat dalam masing-masing wujud, ada yang baik, ada yang buruk, ada yang benar, dan ada yang salah. Namun ingatlah hidup tak lebih dari perhiasan keindahan mata dunia. Yang baik belum tentu baik, yang buruk belum tentu buruk, dan yang salah belum tentu salah. Baik bisa menjadi baik namun juga menjadi buruk, sedangkan yang benar bisa menjadi benar bisa juga menjadi salah. Tak ada yang mutlak “benar” dan tak ada yang pasti “salah”. Baik-buruk dan benar-salah tak lebih dari kesempurnaan hidup yang “ada” dan “tidak ada”.
Tempatkanlah dirimu “diluar” yang “ada” dan “tidak ada” saat itu akan kaudapati dirimu adalah “Tuhanmu”.

Yogyakarta, 10 Januari 2009
By Subri / Abu Syika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar positif dan membangun di harapkan